Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2011

gerimis saat itu

hari di mana hujan hanya sebuah gerimis, yang mencoba mengetuk jendela mengajak kita bermain di luar bermain dengan rumput yang basah dan sepetak genangan matamu semakin tersamar oleh kabut tipis yang tercipta sedangkan rintik terlampau bahagia jatuh di rambut hitammu sementara aku, setia menantimu. di bawah payung yang terbuka jika nanti kau lelah,  dan aku sudah siap dengan handuk di pundak 14 June 2011

Hanya sebatas puisi saja

hanya sebatas puisi saja aku bisa melukismu, itupun hanya beberapa kata saja. malam adalah rambutmu pekat dalam kesunyian dan kesepian dan salju adalah burung dara yang hinggap setia dalam kulitmu hanya sebatas puisi saja, selain itu aku tidak bisa apa-apa

Keinginan malam ini

keinginan yang mengetuk kepala malam ini sangat sederhana kita berdua, mengoyangkan malam bersama hingga bintang berguguran seperti daun pohon mangga tutup toples nya, agar mereka tidak menjelma peri, dan kembali menjadi benda langit lagi. 3 juni 2011

Prologitus

prologitus by Watip Ihcijo on Tuesday, 07 June 2011 at 23:00 kita hanya bagian kecil dari bumi yang selalu saja mencoba meraih matahari kau mencoba mengambar semesta dalam kertas aku mencoba mengambar cahaya dalam kata kita, terduduk di ruang tamu sambil meminum teh sudah selesai?, tanyamu sambil mencoret crayon penuh warna dan kupu-kupu yang hinggap bersama capung di ranting angsana kita, adalah bagian terkecil dari segala hal, mari kita abadikan semesta

Koran

koran pagi ini by Watip Ihcijo on Saturday, 11 June 2011 at 10:25 sudahkah kau baca koran pagi ini, jangan kau baca berita baca saja resep makanan atau cerpen yang bukan cerpenku terkadang aku benci koran, aroma dari setiap kata yang tercetak tak ada cinta di sana padahal sudah kuajukan cintaku padamu, padanya cintaku pada hidung sunyimu pada manjamu saat kau nyaris terlelap pada teh hangat yang selalu menyambutku pulangaku aku mencintaimu dalam puisi bukan pada deretan kata di koran atau wajah-wajah di televisiaku jadi bacalah koran, dan jangan beritanya

salah alamat

beberapa dari kita terlanjur asik dalam kesibukan untuk menyulam waktu menjadi lembaran-lembaran kertas yang nanti ditukar dengan sepiring nasi, dan juga jus jeruk kadang melupakan orang di sebelahnya, yang sudah siap mengangkat senjata siap membawa tisu, menghapus keringat aku sendiri, ucapmu sementara telapak tangan sudah siap di atas kepala menahan sinar matahari menepis tetes hujan sudahlah. tidak penting juga aku bercerita 14 June 2011 at 13:44

Percakapan deny dan watip part 3

dialog malam: deny: tip kalo lw dapat rumah yang sangat besar, apa yang lu lakukan pertama kali? Watip: main petak umpet di dalamnya   dialog mau malam: Watip: ternyata gampang ya den masuk surga Deny: emang gimana caranya? Watip: ketuk pintu, trus masuk deh.   dialog yang panas: deny; tip panas nih, ada tempat yang dingin buat ngadem nga? watip: ada deny: dimana? Watip: Kulkas.   Dialog siang bolong deny : waduh gw lapar nih Watip : tidak apa-apa itu salah satu ciri manusia ko   dialog sore-sore gitu; deny: nyalain kompor nya dong? watip: oke, emang lw naro senter nya dimana?   obrolan pagi hari: deny: tip, kenapa pesawat bisa terbang? watip: karena pesawat punya sayap.   obrolan malam; deny: tip seandainya lw dikasih satu permintaan ajaib, lw minta apa? watip: minta yang lu tanyakan ini jadi kenyataan.   obrolan jam 9: deny: tip, tomat itu sayuran atau buah ya? watip: untung saya tidak suka tomat, jadi nga usah mikirin hal itu.   obrolan jam 9: deny: tip, tomat it

Surat Terakhir Pemburu Bintang

Menulis pesan terakhir memang harus bagus, karena hanya pesan terakhir akan selalu dikenang bagi beberapa orang yang kenal padaku, mungkin. Dan bisa saja setiap misteri atau rahasia yang kebanyakan orang tanyakan kepada aku harus segera dijawab. Aku tidak ingin kepergiannku ini menyisakan banyak pertanyaan, seperti kenapa aku mati, mungkin aku di bunuh, siapa yang membuat saya seperti ini. Saya tidak inign orang yang saya cintai dibuat resah atas setiap pertanyaan atas segala misteri yang aku tinggalkan. Secangkir teh manis memang sudah seperti nama tengahku, selalu menemani disaat apapun, terutama saat aku menulis. Menulis apa saja, puisi untuk seorang wanita yang entah dimana, cerpen untuk mengulang semua kejadian, ataupun sebuah surat teror untuk seseorang yang sangat ku benci. Sekarang aku terkenang pada sebuah malam, aku yakin kau pasti juga mengingatnya. Saat sebuah kesialan untuk menyaksikan sesuatu terjadi. Akhirnya kita duduk diantara beberapa teman. Memang kau

Ratu Kaca

sebuah cepen Ratu Kaca Kau selalu bertanya kepadaku. Pertanyaan yang sama di setiap pagi dan senja. Terkadang malam sebelum kau tidur pun, kau bertanya hal yang sama kepadaku. Tetapi percayalah kecantikanmu abadi, bahkan aku tidak bisa berdusta di setiap jawab atas pertanyaanmu yang sama itu. “siapakah wanita paling cantik di dunia?” Tanya mu saat kelopak-kelopak bunga menyambut datangnya musim semi. Di negeri ini musim selalu berganti dengan teratur dan seimbangnya. Tidak ada yang bisa untuk mendahului atau pun merebut bagian muncul dari musim yang lain. “tentu saja kau, ratuku.” ucapku diantara kewajiban untuk berkata sebenarnya dan juga kejujuran tentang perasaanku mengenai kecantikannya. Aku selalu melihat keindahan mu melalui bias-bias cahaya yang sengaja masuk lewat jendela, dan secara sopan menyentuh semua bagian tubuhmu, bahkan menyentuh bibirmu yang selalu aku pikir itu adalah jelmaan pelangi. Walaupun terkadang aku kesal oleh sesuatu pemikiran yang bodoh

romantikata

Romantikata Sepotong angin tersaji diatas piring yang tak nyata. Dia pandangi piring itu, Dan ia aduk-aduk dengan sendok. Dia coba untuk menambahkan gula, agar rasanya lebih manis. Mungkin baginya, rasa angin itu kurang manis. Dia sedang menunggu seseorang. Entah siapa yang ia tunggu. Seorang putri atau seorang bidadari. Seekor kucing naik ke atas meja itu. Suara kecil nya memecahkan suasana hening. Tapi kucing itu tak membuyarkan lamunan nya. Terlihat secarik kertas masih di hadapan nya masih saja kosong. Dan pena nya masih dimainkan dijemarinya. Dia adalah orang yang ingin menjadi seorang penyair. Yang selalu berusaha menyihir dengan mantra yang indah. Ia masih saja diam. Hanya memandang ke atas. Mencoba mencari bidadari yang mungkin berterbangan dan bersembunyi di antara awan. Sebuah pemikiran yang cukup tolol. Namun dia masih saja memandang ke atas. Kursi putih di hadapannya masih kosong. Tak ada yang duduk disana. Pandangan mata laki-laki itu masih kosong. Berha

percakapan deny dan watip part 2

dialog saat malam Watip: den, akhirnya saya menemukan cara untuk ke jepang, lalu bertemu dengan yoshioka kiyoe. Deny: bagaimana tip Watip: naik pesawat   Dialog malam hari Deny : Tip, kenapa lw punya banyak tokoh favorit? Watip : Biar bisa minta tandatangannya   dialog pagi:  deny: kalo lw ketemu singa apa yang lu lakukan?  watip: berdoa semoga singa itu sudah kenyang     Obrolan tengah malam Watip : den, kalo mau begadang ada satu syarat penting Deny : apa Tip Watip : Jangan tidur   dialog jam 8 malam: deny: kalo lw nyasar di tempat yang nga ada airnya trus lw haus, cara buat lw dapat air gimana? Watip: ambil di ransel   dialog jam 8 malam: deny: kalo lw nyasar di tempat yang nga ada airnya trus lw haus, cara buat lw dapat air gimana? Watip: ambil di ransel     dialog malam: deny: gw bayarin makanan lw 10 ribu Watip: seribu, ambil atau tidak.  

percakapan deny dan watip part 1

Dialog malam hari Deny : Kalo lagi naek motor trus ada nyerempet, eh dia lari, apa yang bakal lw lakuin? Watip : catet nomornya, trus besok2 jangan diajak ngomong   Dialog malam hari Deny : Tip, gimana caranya kalo kita pengen ngasih tau rahasia ke orang laen? Watip : ngasih taunya harus rahasia.   Dialog pagi hari: Deni: bagaimana menanyakan jam kepada orang yg tdk bisa melihat jam? Watip: saya kan punya jam     Dialog pagi hari Deny : jika kita ingin menonton pertunjukkan teater, namun motor kita mogok. Apa yang akan kita lakukan? Watip : Kenapa kita harus menonton teater?     dialog jam 10; watip; bagaimana cara menghentikan kereta yang sedang melaju deny; tepuk pundak masinis sambil bilang kiri bang     Dialog malam hari Deny : bagaimana caranya membedakan orang yang minum kopi atau minum teh? Watip : tanya orangnya     Dialog malam hari Deny : bangau adalah hewan yang suka berdiri dengan satu kaki, apa yang terjadi jika dia mengangkat kakinya yang satunya lagi? wati

Pada suatu Saat Nanti

 untuk: devi rosdiani Januari tiba juga. Bulan yang selalu dijadikann tumbal dalam perayaan kembang api.  Langit malam pertama benar-benar terang, penuh bunga yang selalu  saja bercahaya dan meledak tanpa sedikit pun menoleh ke arah kita.                 Aku sendiri di antara ribuan pasangan manusia. Menunggumu, dalam perjanjian bertemu di tempat yang tidak jauh dari bianglala ini, sepertinya nanti senyummu akan tersamar oleh keremangan malam. Bintang bertaburan.                 Arloji selalu ku sapa setia menit, sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, seolah tidak sabar untuk bertemu denganmu. Kembang api sudah mulai dinyalakan, tapi hanya sebagian kecil saja. Bianglala ini semakin menawarkan ilusi akan hadirnya kehidupan malam.                 Tunggu sebentar, sedikit lagi sampai nih , pesan darimu yang masuk ke dalam telepon gengamku. Kita memang berjanji untuk bertemu sekitar pukul 9 malam, dan ini sudah lewat setengah jam dari waktu yang dijanjikan. Tapi sungguh ka

Seandainya saya tidak sempat mengatakan perasaan pada anda

            Tidak aku sangka, perasaanku padamu sudah seperti cairan infus yang dimasukan melalui jarum yang sudah ditembuskan di tangan kananku. Aku hanya bisa terbaring lemas, dan mencoba bertahan hanya dengan cairan yang sampai sekarang tidak aku tahu kandungannya itu.             Parahnya lagi, setiap suster yang lewat, yang selalu memakai pakaian berwarna putih selalu saja aku anggap kau. Kerinduanku sudah seperti kerinduan seorang musafir yang sangat ingin bertemu dengan air saat dia berada di tengah-tengah gurun yang luas, yang tidak ia ketahui ujungnya. Kerinduan yang telah menjadi fatamorgana yang telah mengubah lembah gurun menjadi oasis, dan kenyataan mata telah dirabunkan olehnya.             Aku masih tertidur di kamarku yang sempit. Memperhatikan setiap gerakan jarum jam dindingku yang sudah bosan untuk aku saksikan. Lagu hanabi dari ikimono gakari pun mengalun lembut di kamar ini. Hanabi yang dalam bahasa Indonesia berarti kembang api, yang bercerita tent

Surat cinta saya yang pertama

Mungkin tulisan yang sedang terbaring lemas ini menggangumu dan juga menggangu waktu yang kau miliki, tapi ku mohon bacalah. Mereka sudah ku tugaskan untuk menyampaikan ribuan perasaan yang ku miliki padamu. Perasaan yang selalu hadir ketika kau lewat di hadapanku, dan juga singgah di lamunanku. Aku menulis surat ini tadi malam, saat bulan sedang purnama, saat malam tidak ditutup oleh awan. Awalnya hanya kertas yang membisikanku untuk menuliskan semua perasaanku padamu, lama-lama pulpen yang kemarin kau pinjamkan padaku pun ikut-ikutan. Akhirnya aku pun menulis juga, tentu saja di bawah bulan purnama. Jujur, sebuah kemunafikan jika aku mengatakan aku tidak menyukaimu, dan karena itu aku melakukan semua hal yang dapat membuat semua orang menyimpulkan jika aku menyukaimu. Memang pertemuan pertama kita saat kau berkunjung ke sekolahku tidak terlalu terasa debaran-debaran yang di ciptakan oleh jantung. Saat itu adalah hari dimana semua orang sedang jatuh cinta, sementara

peternakan anjing

nanti kita akan berternak anjing, dan rumah kita akan penuh suara gongongan dari anak-anak nya yang mengajak bermain bola kita akan mengajrkan mereka cinta yang sederhana dan juga kesetiaan yang luar biasa mungkin kita akan menangis, saat kita menjual cinta itu dan kita hanya bisa berdoa cinta kita akan menghasilkan cinta baru pada pembeli nya. mari kita membuatnya. membuat perternakan anjing dengan cinta 11 June 2011 at 10:48

lirik lagu, entah judulnya apa

Tepat di tempat ini, daun pun berguguran Kelopak bunga jatuh dari rantingnya Hanya pohon yang tua, diam tidak berkata Memandang kagum pada awan yang berarak Entah berapa lama aku bertahan Menunggumu kembali ke dalam pelukku Sementara itu musim terus saja berganti Menghembuskan angin yang tak bisa aku tahan Mungkinkah Kau tiba juga, dengan ingatanmu yang sama Tentang kebersamaan, tentang hal yang terlewat Dan nanti akan kuceritakan segala rinduku Menatap matamu mendengar suaramu ku rindu Dua orang anak, mengejar layang-layang Berlari Terjatuh, lalu menangis Seperti kita dulu sebelum kau pergi Terus bersama, dan bermimpi untuk bisa terbang Hingga pada akhirnya kau pergi meninggalkanku Mengingatmu membuatku tidak berdaya Kumohon Cepatlah kembali, aku selalu menunggumu Sampai habis detik-detik terakhir umurku ini Dan nanti akan kusampaikan segala rinduku Melihat senyummu, mendengar tawamu ku rindu Haruskah aku pergi mencari yang lain Yang wajahnya seperti diri

es krim; seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti#9

by Watip Ihcijo on Wednesday, 02 March 2011 at 21:53 Sudah aku katakan es krim memang ajaib, karena bisa membuatmu merasakan setiap detik menjadi seperti butiran-butiran manis yang terasa di lidah. Siang ini, saat gerimis ingin sekali menjadi hujan, aku mengajakmu menikmati sebuah es krim. Entah kenapa dari semalam, aku ingin sekali menikmati sebuah es krim vanilla, bahkan keinginan itu masuk ke dalam mimpi. Lantas apa yang lebih menyenangkan dari memakan es krim? Tentu saja memakan es krim bersamamu, seseorang yang selalu saja membuatku jatuh cinta di setiap paginya. Kita berjalan di tengah gerimis dan jalanan yang basah karena hujan. Tangan kita saling mengengam. Kau pun bercerita banyak hal sepanjang perjalanan. Kebanyakan dari hal itu adalah masa lalu saat kau belum bertemu denganku, saat kau disakiti oleh beberapa mantanmu yang terdahulu. Aku pikir itu tidak akan terulang, karena demi tuhan atau apapun aku mencintaimu, dan tidak akan punya niat untuk menyakitimu.

komedi putar (sebuah cerpen). seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti#8

by Watip Ihcijo on Monday, 31 January 2011 at 21:13 Di depan kita adalah komedi putar, dan biarkanlah dia berputar seiring waktu yang tidak pernah berhenti menanti untuk datangnya hari dimana dia selesai untuk bertugas. Lampu-lampu seolah memberi segala fatamorgana. Kita berdua akan menikmati rasanya berada di negeri dongeng, dengan kereta kencana dan kuda putih. Aku mungkin akan menjadi pangeran yang selalu menaiki kuda putih dengan pedang lalu kau akan menjadi putri yang selalu siap untuk ku lindungi raganya. Saat kita menaiki komedi putar, sihir waktu tidak akan pernah berlaku. Aku yakin waktu akan seolah berhenti, sementara kita tidak akan pernah tua. Senyum yang kekal, kebahagiaan yang tidak pernah kunjung padam. Dan kita akan menikmati perasaan yang mendalam terhadap diri masing pasangan kita. Aku mencintaimu, mungkin sangat cinta. Rasakan tiap putaran dengan cinta, rasakan cinta di setiap putarannya, aku yakin keajaiban akan terjadi dan aku berjanji kita tidak

Seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti #6

by Watip Ihcijo on Saturday, 12 February 2011 at 16:20                 Bulan purnama, sementara beberapa jangkrik lebih asik bermain bunyi. Cahaya jatuh berceceran sepanjang halaman luar rumah kita. Kita masih di kamar, berdua saja, akan memulai sebuah ritual cinta yang memang selalu kita tunggu terjadinya.                 Kita berdua akan bersembunyi di balik kesunyian. Menyembunyikan diri dari lampu kamar yang masih saja gigih untuk menyala. Lilin di atas meja makan dari tadi sudah padam. Pakaian kita sudah sama-sama terpisah dari tubuh kita. Ya, tidak ada rahasia lagi yang menutupi kedua diri kita.                 Maukah kau memberikan semua rahasiamu?                 Aku sudah tahu pasti kau tak mengerti bahasaku. Ya, bahasa kita memang berbeda. Aku tersenyum, dan sepertinya kau mengerti apa yang aku maksud. Kedua mata kita hanya berjarak beberapa centi saja. Di dinding kamar, terdengar jelas tik-tok jam yang menusuk.                 Tanganmu hangat, aku mengenga

SEANDAINYA SAYA MENIKAH DENGA YOSHIOKA KIYOE NANTI #5

                Hari terlanjur malam, kunang-kunang berterbangan diantaranya, kita hanya berdua. Ini adalah malam pertama kita untuk menjalin cinta tanpa adanya rahasia yang menutupi kita. Malam pertama. Adalah sebuah ritual dimana cinta kita akan mencapai titik yang paling tinggi, mungkin hingga menuju para dewa.                 Kamar ini adalah kamar kita yang baru, di rumah yang baru. Memang masih mencicil tapi, setidaknya inilah rumah kita. Sedikit demi sedikit kita berusaha bertahan, agar rumah ini menjadi milik kita sepenuhnya. Aku menutup jendela kamar ini yang masih belum rapat.  Aku tidak ingin ada yang diam-diam mengintip percintaan kita ini. Di luar jendela tampak  sebuah pohon delima di halaman. Kemudian aku membayangkan jika nanti anak-anak kita akan bermain dibawahnya.                 Kau sedang mandi, dan aku menunggu. Kita sama-sama ingin rajutan cinta pertama kita ini berjalan dengan sempurna. Suaramu yang sedang bersenandung terdengar jelas. Aku jadi

seandainya saya menikah dengn yoshioka kiyoe nanti #4

seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti #4 by Watip Ihcijo on Sunday, 19 December 2010 at 10:06 Sangat-sangat ramai di sini tapi aku benar-benar merasa sendiri. Ketidakpahamanku terhadap bahasa yang dikeluarkan orang-orang itu. Di sebelahku ada kau yang masih setia mengengam tanganku. Kau memandangku seolah ingin menenangkan kegelisahanku pada tempat yang membuatku tidak nyaman ini. Kue perrnikahan kita masih menjulang sangat tinggi dan belum ada yang berani untuk memotongnya.                 Beberapa merpati yang tadi kita lepas bertenger di pohon itu. Menunggu, dan menyaksikan dengan sangat ihklas di saat aku benar-benar kebingungan.  Langit cerah, awan berarak dengan santai, matahari tidak ada keinginan untuk menyusutkan cahaya.                 Daritadi aku hanya bisa menganguk pada setiap orang yang datang dan mengucapkan selamat dengan bahasa yang tidak aku mengerti. Tidak lupa senyum selebar mungkin saat mereka mengatakan hal-hal yang panjang. Kau angu

Dalam Kesunyian

malam ini kuserahkan raga pada angkasa agar dikunyah perlahan menjadikanku satu dengannya hanya beberapa orang lalu lalang, angin sangat sepi membawa pesan lalu biarkan aku ditelan malam hilang tanpa jasad tanpa kata embun bekas kabut memenuhi wajah, di samping pohon aku menyerahkan raga esok, pagi mungkin aku tak ada lagi hanya nama yang entah hilang di mana 16 July 2011 at 21:52