Kau tidak pernah tahu siapa yang menang, lalu kita hanya bisa menerka apa yang akan terjadi di sana, lewat berbagai perkiraan, beberapa prediksi, atau beberapa mimpi. Aku mendengar saat kau selalu bercerita tentang keinginannmu agar jagoanmu yang menang dan keluar menjadi juara. Kau tergolong keras dan nyablak dalam menyampaikan segala hal yang ingin kau sampaikan. Aku tidak menyukai pemain itu, aku jijik liat gaya bermainya. Bukankah dia juga pemain sepak bola? Sama-sama bermain bola, sama-sama ada di lapangan? Sama-sama memakai sepatu bola? Iya semua sama, tapi kepalanya berbeda. Maksudku isi kepalanya, seperti isi kepalamu yang tidak pernah bisa aku tahu isinya. Dia aneh bermain bola dan membuatku jijik. Aku benar-benar tidak mengerti tentang bagaimana bermain bola dan juga bagaimana caranya untuk menikmati permainan bola. Tapi kau menyukai dan memang tahu bagaimana cara menikmati setiap gulingan bola, setiap lemparan bola, setiap masuknya bola kedalam gawang. Kau pun sering meni
Ialah Tempat dan saat orang dewasa kembali menjadi anak-anak,