Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2011

untuk M: tidak pernah sempat selesai

Kau tidak pernah tahu siapa yang menang, lalu kita hanya bisa menerka apa yang akan terjadi di sana, lewat berbagai perkiraan, beberapa prediksi, atau beberapa mimpi. Aku mendengar saat kau selalu bercerita tentang keinginannmu agar jagoanmu yang menang dan keluar menjadi juara. Kau tergolong keras dan nyablak dalam menyampaikan segala hal yang ingin kau sampaikan. Aku tidak menyukai pemain itu, aku jijik liat gaya bermainya. Bukankah dia juga pemain sepak bola? Sama-sama bermain bola, sama-sama ada di lapangan? Sama-sama memakai sepatu bola? Iya semua sama, tapi kepalanya berbeda. Maksudku isi kepalanya, seperti isi kepalamu yang tidak pernah bisa aku tahu isinya. Dia aneh bermain bola dan membuatku jijik. Aku benar-benar tidak mengerti tentang bagaimana bermain bola dan juga bagaimana caranya untuk menikmati permainan bola. Tapi kau menyukai dan memang tahu bagaimana cara menikmati setiap gulingan bola, setiap lemparan bola, setiap masuknya bola kedalam gawang. Kau pun sering meni

halaman 4

kuntum-kuntum angrek sudah layu angin dari selatan tidak berhembus apa kabarnya wahai sang gembala yang mencintai domba-dombanya yang mendongengkan mereka satu-persatu katanya kau mau datang wahai pengembala? lalu menemaniku menikmati senja dan secangkir teh melati yang pekat? kau, di mana?

Halaman 3

hujan turun bersamaan dengan gugur cahaya purnama. kuterka setiap rintik, barangkali ada sepatah kata darimu atau tentangmu yang terukir pada tetesnya. sebelum semuanya sia-sia. sebelum rintik jatuh pada selokan dan menghilang pada musim berikutnya. dari payung abu-abu, kutadah setiap rintik yang jatuh secara deras, yang tidak pernah segan menghitung berapa perih kesunyian.  dua orang anak tampak berlarian, bermain dengan hujan. : lalu di mana kabarmu yang sedang menghilang, dan tak sempat kutemui?

Halaman 1

tak ada rintik, hanya panas dan cahaya yang terkadang sengaja menembus rimbun awan. "kamu di mana?" ucapku di ujung sana, adalah tempat kita mengobrol dulu, tentang kepenatan, dan sedikit dongeng yang pernah tercipta atau terkadang berbincang tentang temanmu, penyuka babi itu. senja. hanya butiran jinga yang jatuh di antara malam.

Saat menjadi pembicara. maret 2011, di cilember

Persiapan perjalanan ke barat