Skip to main content

untuk M: tidak pernah sempat selesai

Kau tidak pernah tahu siapa yang menang, lalu kita hanya bisa menerka apa yang akan terjadi di sana, lewat berbagai perkiraan, beberapa prediksi, atau beberapa mimpi. Aku mendengar saat kau selalu bercerita tentang keinginannmu agar jagoanmu yang menang dan keluar menjadi juara. Kau tergolong keras dan nyablak dalam menyampaikan segala hal yang ingin kau sampaikan.
Aku tidak menyukai pemain itu, aku jijik liat gaya bermainya.
Bukankah dia juga pemain sepak bola? Sama-sama bermain bola, sama-sama ada di lapangan? Sama-sama memakai sepatu bola?
Iya semua sama, tapi kepalanya berbeda. Maksudku isi kepalanya, seperti isi kepalamu yang tidak pernah bisa aku tahu isinya. Dia aneh bermain bola dan membuatku jijik.
Aku benar-benar tidak mengerti tentang bagaimana bermain bola dan juga bagaimana caranya untuk menikmati permainan bola. Tapi kau menyukai dan memang tahu bagaimana cara menikmati setiap gulingan bola, setiap lemparan bola, setiap masuknya bola kedalam gawang. Kau pun sering meniru berbagai gaya pemain bola saat mencetak angka untuk teamnya, ataupun saat musuh memasukan bola ke dalam gawang yang kau jagokan.
Kita bertaruh?
Bertaruh apa? Eskrim? Atau taruhan untuk mentraktir sebuah hotel ataupun tempat yang luar biasa untuk tidur. Hahahah Aku tertawa.
Ah ada-ada aja, es krim saja lah.
Eskrim apa?
Sementara hujan di luar sudah semakin reda, dan kau pun mengajakku untuk makan siang sejenak, meneruskan perbincangan tentang berbagai hal yang ada sangkutpautnya tentang sepak bola di tempat lain, lalu kau akan terlelap karena memang akhir-akhir ini kau jarang tidur akibat perkejaan yang menumpuk dan juga akibat dari perayaan yang berlebihan yang kau rasakan saat turnamen dunia bola ini, tapi aku tidak menerima ajakanmu untuk makan siang bersama. Bukan karena tidak ingin makan bersamamu, melainkan aku sedang tidak ingin membicarakan tentang sepak bola.
Nanti malam kau ingin menonton team kesayanganmu?
Iya pastilah, eh tapi, entahlah
Kenapa bisa ragu?
Aku lelah, aku ingin tidur. Kau pasti sama, kau pasti lelah mengurus pekerjaan yang tidak pernah selesai akhirnya ini.
Lakukan apa yang kau sukai, bukankah kau seperti itu. berceloteh dengan keras tentang segala hal yang kauinginkan.

(bersambung)

Comments

Popular posts from this blog

seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti #1

Seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti Kita berbeda bahasa, pada akhirnya akan menikah juga. Sebuah impian yang selama ini aku bayangkan tentang menjadi orang pertama yang mendapat senyum pagi dan juga sapaan  ohayou yang kau ucapkan tercapai juga. Dari dulu yang aku banyangkan hanya bisa bertemu denganmu saja, itu sudah sangat cukup. Tapi kenyataannya kita bisa bersama juga dalam sebuah ikatan yang selalu dijadikan manusia sebagai ritual untuk menjalin cinta. Kita akan menikah nanti. Kita bertemu pertama kali adalah saat pohon sakura diwajibkan untuk mengugurkan kelopak-kelopak bunganya oleh musim yang selalu berganti dan tidak pernah lelah untuk menyambut matahari yang selalu kau kagumi. Kau tahu itu memang harus terjadi, maksudku tentang sakura yang gugur, mungkin juga tentang pertemuan kita dan pernikahan kita nanti memang harus terjadi. Angin berhembus dan menyapu beberapa daun yang sudah jatuh dari ranting dan dan mati di perkarangan rumahmu, dan sore hari

seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti #2

berakhir juga, juga permainan sederhana kita dengan memainkan kaki kita di bawah meja pemanas kita. kau pun berdiri, lalu menyalakan radio. sepertinya kau ingin menyindirku. kau tahu aku tidak bisa berbahasa sepertimu. tapi tak apalah, aku hanya ingin menikmati lantunan musiknya saja sambil melihat matamu yang tidak akan bisa untuk aku munafikan keindahannya. angin kencang mengetuk-ngetuk jendela, seolah mengoda situasi kita yang sedang berdua saja di ruangan ini. kita berkencan tanpa adanya bahasa. kita hanya bermain dengan isyarat. itupun masih agak sulit dimengerti, karena kebudayaan kita berbeda. aku hanya bisa menutup kebodohankku ini. akhirnya kau pun kearahku, mendekatkan wajah kita berdua dan akhirnya bibir kita bertemu, saling mengenalkan dirinya masing-masing. kesunyian masuk tanpa mengetuk pintu, dan tidak ada yang terkejut diantara kita ataupun beberapa hiasan dinding. kau dan aku masih menikmati suatu hal yang selalu dirahasiakan orang tua kita. aku merahasiakan tentang a

Lonceng Emas Sandora

Tolong dentangkan kembali lonceng emas sandora agar si pembohong dunia ini tenang agar ular peliharaan kita terkenang lalu rayakan lagi sebuah pesta panjang tentang alasan ungun yang tak pernah ingin padam dengan makanan, minuman juga tarian yang tidak pernah kunjung habis dipentaskan Tolong dentangkan kembali agar si pembohong ini tenang