I Perlahan, sampai juga genggaman ini mencapai jemarimu Sepasang lilin dan keremangan menjadi bisu sesaat Padahal sejak tadi dia berisik, Mengoda mata kita yang tidak sempat bertemu pandang Gesekan biola beralun tipis dari rekaman telepon genggamku Karena itu beberapa pengamen lebih memilih pergi, sebelum menyapa kita Sebelum menganggu kita dengan nada suara dan petik gitar yang salah II Ada bintang jatuh, ucapku Kau langsung mengarah pandangan pada angkasa malam Mencari setiap jengkal di sana, Seperi seekor serangga mencari lampu jalan Ada bintang jatuh, memang Pada sepasang mata yang kau punya Terjebak, terbentur-bentur pada benda yang seperti kaca III Aku memandangmu dalam, sesekali kikuk saat kau tahu Kenapa kak? Aku mengeleng kepala, lalu menegur waktu Yang sejak tadi terhenti di sebelah kita menyaksikan Perlahan, kita rangkai sunyi ini sendiri Di antara cahaya bintang, lampu jalan, dan bisik kendaraan Setelah kita habis
Ialah Tempat dan saat orang dewasa kembali menjadi anak-anak,