Skip to main content

Kembali Ke Kota, Jakarta


Kita kembali ke kota, Jakarta
Tempat kita pernah menyusun beberapa angan
Dan menempel banyak kenangan
Di setiap detik jam, di setiap tetes hujan

Kita berangkat saat pagi menjelang,
Sebelum para ibu mulai pergi ke pasar
mencari beberapa bahan untuk sarapan

Jangan ada pertanyaan
Karena terlalu rumit jika nanti diceritakan
Dan waktu terlanjur duluan mencapainya

Nanti kita akan menikmati kembali berbagai remang cahaya
Angin perih yang dingin dari musim yang sibuk berganti
Juga asap kendaraan yang sudah lama tidak kita temukan
Atau pengamen dan gelandangan yang asik mengapai langitnya

Tidak ada lagi nyamuk sebesar ibu jari
Tidak ada lagi suara kereta api yang kencang menghempas mimpi
Atau tetek bengek bawel mertua yang selalu mengunyah sirih

Kita kembali akan mengantri untuk mendapatkan es krim dan donat
Akan kita pejamkan beberapa bunga matahari saat magrib tiba
Kita buru lagi bintang di angkasa yang berkeliaran hingga jatuh
Dan sebelum tidur akan kudongengkan kembali kisah cinta dulu

; jangan terlalu romantis kak

11 Oktober 2012

Comments

Popular posts from this blog

seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti #1

Seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti Kita berbeda bahasa, pada akhirnya akan menikah juga. Sebuah impian yang selama ini aku bayangkan tentang menjadi orang pertama yang mendapat senyum pagi dan juga sapaan  ohayou yang kau ucapkan tercapai juga. Dari dulu yang aku banyangkan hanya bisa bertemu denganmu saja, itu sudah sangat cukup. Tapi kenyataannya kita bisa bersama juga dalam sebuah ikatan yang selalu dijadikan manusia sebagai ritual untuk menjalin cinta. Kita akan menikah nanti. Kita bertemu pertama kali adalah saat pohon sakura diwajibkan untuk mengugurkan kelopak-kelopak bunganya oleh musim yang selalu berganti dan tidak pernah lelah untuk menyambut matahari yang selalu kau kagumi. Kau tahu itu memang harus terjadi, maksudku tentang sakura yang gugur, mungkin juga tentang pertemuan kita dan pernikahan kita nanti memang harus terjadi. Angin berhembus dan menyapu beberapa daun yang sudah jatuh dari ranting dan dan mati di perkarangan rumahmu, dan sore hari

seandainya saya menikah dengan yoshioka kiyoe nanti #2

berakhir juga, juga permainan sederhana kita dengan memainkan kaki kita di bawah meja pemanas kita. kau pun berdiri, lalu menyalakan radio. sepertinya kau ingin menyindirku. kau tahu aku tidak bisa berbahasa sepertimu. tapi tak apalah, aku hanya ingin menikmati lantunan musiknya saja sambil melihat matamu yang tidak akan bisa untuk aku munafikan keindahannya. angin kencang mengetuk-ngetuk jendela, seolah mengoda situasi kita yang sedang berdua saja di ruangan ini. kita berkencan tanpa adanya bahasa. kita hanya bermain dengan isyarat. itupun masih agak sulit dimengerti, karena kebudayaan kita berbeda. aku hanya bisa menutup kebodohankku ini. akhirnya kau pun kearahku, mendekatkan wajah kita berdua dan akhirnya bibir kita bertemu, saling mengenalkan dirinya masing-masing. kesunyian masuk tanpa mengetuk pintu, dan tidak ada yang terkejut diantara kita ataupun beberapa hiasan dinding. kau dan aku masih menikmati suatu hal yang selalu dirahasiakan orang tua kita. aku merahasiakan tentang a

Lonceng Emas Sandora

Tolong dentangkan kembali lonceng emas sandora agar si pembohong dunia ini tenang agar ular peliharaan kita terkenang lalu rayakan lagi sebuah pesta panjang tentang alasan ungun yang tak pernah ingin padam dengan makanan, minuman juga tarian yang tidak pernah kunjung habis dipentaskan Tolong dentangkan kembali agar si pembohong ini tenang