Ma,
Aku sedang tidak bisa menulis seperti biasa
Menangkap pelangi di matamu yang selalu ada
Atau menangkap anak-anak kelaparan di bawah jembatan
Kuyakin kau akan memperkarakan kenapa,
Dan menanyakan apakah ini karena aku sedang tidak jatuh cinta
Atau musim hujan yang terlambat untuk pergi dari kalender bulan
Atau sebuah pertengkaran hebat dan panjang dengan kata terulang
Ada luka di pergelangan tanganmu saat aku bercerita
Air matamu yang kukira dahulu adalah gerimis juga ikut keluar
Ma,
Aku ingin seekor burung gereja ini kembali kau ajarkan untuk mengeja aksara
Dan mengecap jutaan udara pada semesta yang sekarang kita pandang
Atau beribu kata yang selalu menjelma ikan di setiap lautan yang terbentang
Juga cinta, tentang harapan yang tidak pernah padam, yang tidak pernah hilang
Ma,
Bagaimana? Bisakah?
Aku sedang tidak bisa menulis seperti biasa
Menangkap pelangi di matamu yang selalu ada
Atau menangkap anak-anak kelaparan di bawah jembatan
Kuyakin kau akan memperkarakan kenapa,
Dan menanyakan apakah ini karena aku sedang tidak jatuh cinta
Atau musim hujan yang terlambat untuk pergi dari kalender bulan
Atau sebuah pertengkaran hebat dan panjang dengan kata terulang
Ada luka di pergelangan tanganmu saat aku bercerita
Air matamu yang kukira dahulu adalah gerimis juga ikut keluar
Ma,
Aku ingin seekor burung gereja ini kembali kau ajarkan untuk mengeja aksara
Dan mengecap jutaan udara pada semesta yang sekarang kita pandang
Atau beribu kata yang selalu menjelma ikan di setiap lautan yang terbentang
Juga cinta, tentang harapan yang tidak pernah padam, yang tidak pernah hilang
Ma,
Bagaimana? Bisakah?
21 maret 2013
In this note: Hayati Amaliah
Comments
Post a Comment