dia beranjak dari tempat tidur,
mengenakan pakaian kembali yang berceceran
sambil membakar sigaret di meja
"cukup"
ucapnya, di sela jemari sigaret menyala
mengingatkannya pada senja bersama mantan kekasihnya
cinta pertama,
ciuman lugu sepasang remaja tempo dulu
rambut dikepang, ujung baju digulung
pria itu mendadak kikuk,
ia ambil segelas air yang tersaji
nafasnya terengas
kau percaya cinta? ucapnya
sambil melihat langit langit
menghela asap sigaret
mendengar nyanyian cicak yg ingin kawin
si pria diam,
melihat wanita itu menghembuskan asap
melihat raut wanita itu ketika mendengar cicak yang ingin kawin
ia menghela nafas
"kau masih bocah ternyata"
esok, bawalah cinta
dan sepotong rembulan
juga puisi tentang musim semi
pria itu mengangguk
"cukup", katanya.
mengenakan pakaian kembali yang berceceran
sambil membakar sigaret di meja
"cukup"
ucapnya, di sela jemari sigaret menyala
mengingatkannya pada senja bersama mantan kekasihnya
cinta pertama,
ciuman lugu sepasang remaja tempo dulu
rambut dikepang, ujung baju digulung
pria itu mendadak kikuk,
ia ambil segelas air yang tersaji
nafasnya terengas
kau percaya cinta? ucapnya
sambil melihat langit langit
menghela asap sigaret
mendengar nyanyian cicak yg ingin kawin
si pria diam,
melihat wanita itu menghembuskan asap
melihat raut wanita itu ketika mendengar cicak yang ingin kawin
ia menghela nafas
"kau masih bocah ternyata"
esok, bawalah cinta
dan sepotong rembulan
juga puisi tentang musim semi
pria itu mengangguk
"cukup", katanya.
Comments
Post a Comment